Sebelum saya masuk ke topik utama, saya ingin merinci terlebih dahulu secara singkat tentang ATS/AMF.
Pengertian
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch,
alat ini berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan
listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis.
Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure.
Alat ini berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di
layani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN. Saya tidak paham
kenapa alat ini dinamakan demikian karena menilik dari namanya AMF
samasekali tidak menunjukkan fungsinya secara tepat, itu menurut saya.
Dari
penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah
alat yang berfungsi menylakan genset jika sumber listrik utama
mati/padam (dilakukan oleh AMF) dan menghubungkan daya/listrik yang
dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan Oleh ATS). Di dalam
panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari
beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;
1. Relai detector Sumber daya Utama.
Relai
ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama
(hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS
untuk di proses pada tahap selanjutnya.
2. Relai detector Daya Genset
Relai
detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi tegangan/daya
genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di
proses pada tahap selanjutnya.
3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.
Blok
ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik
utama dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok
ini akan menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN
telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok
ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika
ATS sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .
4. Blok ATS/COS
Selain
seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama
dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block
ATS harus menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan
dari genset hanya saat yang tepat.
Demikian lah kira kira prinsip kerja dari panel ATS dan AMF.
Pada
kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di
pasaran, Jenis pertama adalah panel konvensional dan panel digital.
Panel ATS / AMF konvensional
Merupakan
panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa timer
sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya.
Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel
kabel sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan
pada salah satu komponen.
Bicara
tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi dengan
sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan
mesin jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini
dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun
akan sangat banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan.
Satu satunya kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang
relative murah.
Panel ATS/AMF digital
Merupakan
produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh lebih
baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya maksud
adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi
mesin selalu berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin
mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional
mesin tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah
lain, kecuali setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan
panel digital. Sehingga dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala
kerusakan awal dapat ditangani dengan tepat sebelum kerusakan yang lebih
besar benar benar terjadi. Kemudahan lainnya adalah fitur antarmuka
pada panel digital sangat membantu kita untuk memasukkan parameter
parameter kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dengan
segala fitur dan kelebihan panel digital ini maka wajar saja jika
pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.
Diluar
dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada kenyataannya
ada satu jenis panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu panel
ATS/AMF yang dibangun dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun Smart
Relay (versi sederhana dari PLC).
ATS/AMF
dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan para
produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel
serta ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat
terbatas dan hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak
konsumen yang 'kecele' karena mendengar kalimat “panel ATS/AMF dengan
PLC/Smart relay” padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat
dilakukan panel tersebut tidak jauh beda dengan panel konvensional
(berbasis rele).
Ketidak tahuan konsumen ini yang menyebabkan para perakit panel tidak berniat menambahkan fitur fitur lain pada panel mereka.
Berdasarkan
fakta diatas, tiba tiba pikiran saya tertuju pada sebuah panel ATS/AMF
dengan tulang punggung Smart relay dengan fitur yang sama atau bahkan
lebih dari kemampuan panel ATS/AMF digital buatan pabrik. Saya akan coba
merencang sebuah panel dengan tulang punggung smart relay ZELIO dan
akan saya posting di blog ini pada lain waktu.