Jenis suspensi kendaraan

 Jenis suspensi ada 2 macam :
1. Suspensi jenis Rigid
Suspensi tipe ini, roda kiri dan roda kanan dihubungkan oleh axle tunggal. Suspensi jenis ini banyak digunakan untuk mobil berat
Sifat-sifat suspensi Rigid :
• gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain
• konstruksi sederhana, perawatan mudah
• gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda
• memerlukan ruang pemegasan yang besar
• titik berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang)
• massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang)
• bodi sedikit miring pada saat belok
2. Suspensi jenis independen
Suspensi tipe ini, roda kanan dan kiri bergerak bebas (independen) karena tidak dihubungkan dengan satu axle. Suspensi ini banyak digunakan pada kendaraan berskala kecil

Sifat-sifat suspensi independen :
• gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
• konstruksi agak rumit
• membutuhkan sedikit tempat
• jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
• titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman)
• pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar gerakan roda)
• perawatan lebih sulit
Share:

Cara hitung daya pemakaian pompa air

Cara menghitung daya pemakaian pompa air

Penggunaan pompa air di sebuah rumah lebih merupakan sebagai alat bantu pendistribusian air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penghuni rumah. Secara garis besar ada dua cara yang sering dipakai, pemakaian secara penuh dan kebutuhan tertentu.

Pengertian pemakaian secara penuh adalah mengandalkan keberadaan dan fungsi pompa sebagai alat bantu pendistribusian air untuk setiap pemakaian air oleh penghuni rumah. Sedangkan pengertian pemakaian untuk kebutuhan tertentu adalah pompa air digunakan hanya untuk memenuhi kebutuhan air pada waktu dan tujuan tertentu saja.
Saat ini, banyak pompa air yang beredar di pasaran sudah dilengkapi dengan fitur mati-nyala secara otomatis. Fitur ini, selain memudahkan penggunaan pompa untuk berbagai jenis kebutuhan yang berhubungan dengan air, juga menghindari terjadinya “overload” pemakaian pompa. Fitur ini juga menjadikan pemakai (user) dapat mengoperasikan pompa tanpa mengkhawatirkan pada kondisi pompa.

Pertanyaannya, bagaimana cara menghitung konsumsi daya pompa dengan kondisi pemakaian seperti diatas?

Volume Air sebagai Dasar Perhitungan

Perhitungan yang paling masuk akal adalah dengan mengetahui data jumlah volume air yang dikonsumsi. Jumlah volume pemakaian air dalam sehari di satu rumah berpenghuni 4 orang pada umumnya adalah 790 liter¹. Jadi, dalam sehari, rata-rata pemakaian air dari 1 orang penghuni rumah adalah 197,5 liter. Sepertiga dari total pemakaian 1 orang, digunakan untuk kebutuhan MCK (mandi-cuci-kakus). Lima puluh liter dari kebutuhan MCK, digunakan hanya untuk kakus. Sisa duapertiga selain MCK, digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti air minum, mengolah makanan atau menyiram kebun.

Saya mencoba untuk melakukan cross-check dengan volume pemakaian air di rumah sendiri dengan cara mencatat angka yang tertera pada meteran air PAM pada tanggal 1 bulan berjalan dan tanggal 1 bulan berikutnya. Selisih nilai pencatatan akhir dengan awal ini dibagi jumlah hari bulan berjalan dan jumlah penghuni rumah, maka akan diperoleh pemakaian rata-rata volume air per orang dalam sehari. Nilai yang saya peroleh dari tindakan pencatatan tersebut adalah 233 liter per orang dalam sehari (7 m³ atau 7000 liter dibagi 30 = 233 liter). Nilai 233 liter ini akan saya gunakan sebagai dasar dari perhitungan pemakaian daya pompa air pada pembahasan selanjutnya.

Perhitungan berdasarkan Pemakaian Air per Hari

Setelah mendapatkan nilai volume pemakaian dalam sehari, tinggal dicari spesifikasi kapasitas pompa air dalam mendistribusikan air. Spesifikasi kapasitas pompa mendistribusikan air per menit, dapat anda temukan pada kardus kemasan atau lembar manual pemakaian pompa. Biasanya, nilai kapasitas itu berada pada kisaran 35 liter per menit dengan pemakaian daya listrik sebesar 350 VA per jam atau 350 x 0,8 = 280 Watt per jam (0,8 = nilai faktor daya)..

Jadi, untuk menghasilkan 233 liter air per hari, pompa membutuhkan waktu selama :

233 / 35 = 6,6 menit.

Daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa selama 6,6 menit adalah :

280 x (6,6 / 60) = 280 x 0,11 = 30,8 Watt atau 30,8 / 1000 = 0,0308 kwh

Sehingga, daya listrik yang dibutuhkan pompa untuk mengakomodasi pemakaian volume air sebanyak 233 liter per hari adalah 0,0308 kwh.

Kalau perhitungan tersebut diimplementasikan untuk pemakaian dalam sebulan, maka menjadi :

0,0308 x 30 = 0,924 kwh.

Untuk pemakaian selama sebulan dalam satu rumah dengan penghuni sebanyak 4 orang, akan menjadi :

0,924 x 4 = 3,696 kwh.

Perhitungan berdasarkan pemakaian Air per Bulan

Seandainya anda mengetahui total volume pemakaian air dalam sebulan dan hendak mengetahui berapa pemakaian daya pompa air dari total volume air tersebut, dapat diperhitungkan dengan mudah. Misalnya, pemakaian air dalam 1 bulan sebanyak 27 m³ atau 27 x 1.000 = 27.000 liter. Dengan spesifikasi kapasitas pompa air sebagaimana telah dicontohkan di atas, maka perhitungannya menjadi :

27.000 / 35 = 771 menit atau 771 / 60 = 12,85 atau 12 jam 51 menit.

Jumlah pemakaian pompa air selama 12 jam 51 menit, dibutuhkan daya sebesar :

280 x (771 / 60) = 280 x 12,85 = 3.598 Watt atau 3.598 / 1000 = 3,598 kwh

Anda dapat mengerjakan perhitungan seperti diatas berdasarkan data pemakaian volume air di rumah anda. Dari beberapa informasi yang saya kumpulkan, pemakaian rata-rata per orang dalam satu rumah tinggal adalah 7 s/d 8 m³ sebulan. Anda dapat menggunakan nilai ini sebagai perkiraan pemakaian rata-rata dari volume air selama 1 bulan secara umum.

Bagi rumah yang mengandalkan sumur sebagai sumber air, saya rasa, diperlukan unit penghitung / meteran air yang terpasang pada jalur pipa air masuk ke dalam rumah sebagai pengganti meteran air PAM. Saya pernah mendengar bahwa ada unit pengukur meteran air non PAM yang dijual secara umum. Namun, saya tidak pernah mencari dan menanyakan keberadaannya, karena tidak ada kepentingan yang berhubungan dengan volume pemakaian air non PAM. Jadi, secara prakteknya, saya tidak pernah melihat fisik unit meteran air tersebut. Jika memang ada dan di jual secara umum, penentuan volume meter kubik pada kondisi rumah tanpa jalur PAM dapat diketahui dengan mudah.
Share:

Panel Change Over Switch

Sebelum saya masuk ke topik utama, saya ingin merinci terlebih dahulu secara singkat tentang ATS/AMF.
Pengertian
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN. Saya tidak paham kenapa alat ini dinamakan demikian karena menilik dari namanya AMF samasekali tidak menunjukkan fungsinya secara tepat, itu menurut saya.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang berfungsi menylakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF) dan menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan Oleh ATS). Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;
1. Relai detector Sumber daya Utama.
Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.
2. Relai detector Daya Genset
Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.
3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.
Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .
4. Blok ATS/COS
Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya saat yang tepat.
Demikian lah kira kira prinsip kerja dari panel ATS dan AMF.
Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis pertama adalah panel konvensional dan panel digital.
Panel ATS / AMF konvensional
Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa timer sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya. Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel kabel sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen.
Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan mesin jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun akan sangat banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.
Panel ATS/AMF digital
Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya maksud adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi mesin selalu berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional mesin tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain,  kecuali  setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani dengan tepat sebelum kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi. Kemudahan lainnya adalah fitur antarmuka pada panel digital sangat membantu kita untuk memasukkan parameter parameter kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel digital ini maka wajar saja jika pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.
Diluar dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada kenyataannya ada satu jenis panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu panel ATS/AMF yang dibangun dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun Smart Relay (versi sederhana dari PLC).
ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan para produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel serta ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas dan hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak konsumen yang 'kecele' karena mendengar kalimat “panel ATS/AMF dengan PLC/Smart relay” padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat dilakukan panel tersebut tidak jauh beda dengan panel konvensional (berbasis rele).
Ketidak tahuan konsumen ini yang menyebabkan para perakit panel tidak berniat menambahkan fitur fitur lain pada panel mereka.
Berdasarkan fakta diatas, tiba tiba pikiran saya tertuju pada sebuah panel ATS/AMF dengan tulang punggung Smart relay dengan fitur yang sama atau bahkan lebih dari kemampuan panel ATS/AMF digital buatan pabrik. Saya akan coba merencang sebuah panel dengan tulang punggung smart relay ZELIO dan akan saya posting di blog ini pada lain waktu.
Share:

Hnadle Genset Change Over Switch

Handle GZ atau Change Over Switch, adalah saklar pilih/tukar. Saklar ini digunakan juka beban (misal rumah) memiliki 2 sumber listrik, misal PLN dan Genset, dimana keduanya dipakai secara bergantian. Dengan menggunakan handle GZ ini, maka dipastikan beban tidak mendapat suplai 2 sumber listrik secara bersamaan. Mengalirnya 2 sumber listrik secara bersamaan akan berbahaya, sebab bisa terjadi lonjakan tegangan listrik (spike) sehingga merusak peralatan listrik.


Change Over Switch ( COS) digunakan untuk merubah 2 ( dua) aliran distribusi listrik ( berasal dari Breaker) yang berbeda dan menguncinya menjadi 1 ( satu) aliran listrik yang di inginkan untuk menyupplai beban, hal ini dilakukan dengan menggunkan Change Over Switch ( secara manual atau electric) . Umumnya digunakan pada Distribusi Tegangan Menengah atau Pengaturan Motor-motor.
Share:

Jenis dan Fungsi Magnetik Kontaktor


Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis yang menggunakan alat kontrol kontaktor magnet memerlukan alat bantu lain agar fungsi pengontrolan berjalan dengan baik seperti: tombol tekan, thermal overload relay dan alat bantu lainnya. Kontaktor magnet banyak digunakan untuk mengontrol motor-motor listrik 1 fasa dan 3 fasa, anatara lain untuk mengontrol motor dua arah putaran, strating bintang-segitiga, beberapa unit motor bekerja dan berhenti berurutan dan lain-lain.

A. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC ini pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat, gunanya adalah untuk menjaga arus kemagnetan agar kontinu sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal. Sedangkan pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak dipasang cincin hubung singkat.

1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang intinya terbuat dari besi. Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah yang digunakan untuk menarik angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga kontak kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun hal ini akan mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi kontaktor magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.





Gambar 1. Simbol dan gambar fisik kontaktor magnet DC

Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua kontak SPDT (Single Pole Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay jenis ini menggunakan tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V. Juga tersedia dengan tegangan AC 220 V. Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas kurang dari 5 ampere. Untuk dapat mengalirkan arus daya yang besar untuk mengendalikan motor induksi, relay dihubungkan dengan
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus AC maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti gelombang arus AC.

2. Kontaktor Magnet Arus Bolak balik (AC)
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan kontaktor magnet arus searah. Namun karena sifat arus bolak-balik bentuk gelombang sinusoida, maka pada satu periode terdapat dua kali besar tegangan sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik akan terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik yang menempuh dua kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan magnet kehilangan magnetnya 100 kali.






Gambar 2. Simbol dan kode angka serta bentuk fisik dari kontaktor

Karena itu untuk mengisi kehilangan magnet pada kumparan magnet akibat kehilangan arus maka dibuat belitan hubung singkat yang berfungsi sebagai pembangkit induksi magnet ketika arus magnet pada kumparan magnet hilang. Dengan demikian maka arus magnet pada kontaktor akan dapat dipertahankan secara terus menerus (kontinu).
Bila kontaktor yang dirancang untuk arus AC digunakan pada arus DC maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik sehingga kumparan menjadi panas. Sebaliknnya, bila kontaktor magnet untuk arus DC yang tidak mempunyai belitan hubung singkat diberikan arus AC maka pada kontaktor itu akan bergetar yang disebabkan oleh kemagnetan pada kumparan magnetnya timbul dan hilang setiap 100 kali.



Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari tegangan kerja, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak No berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/ menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.



Gambar 3. Simbol-simbol kontaktor magnet. a) Kumparan (coil), b) Kontak Utama, c) Kontak bantu

Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dari kontak NO dan NC. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk pesawat pemakai listrik misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alt bantu rangkaian, lampu-lampu indikator, dan lain-lain.
Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa keuntungan penggunaan kontaktor magnet daripada saklar togel dan saklar Cam adalah,
* Arus listrik yang mengalir pada saklar pengontrol sangat kecil dibandingkan arus beban.
* Dapat mengontrol beban listrik dari tempat jauh dengan kerugian tegangan yang relatif kecil.

Sumber: erick-son1.blogspot.com/2009/10/jenis-dan-kegunaan-kontaktor-magnet.html
Share:

Artikel Saklar Toggle

Saklar toggle adalah bentuk saklar yang paling sederhana, dioperasikan oleh sebuah tuas toggle yang dapat ditekan ke atas atau ke bawah. Menurut konvensinya, posisi ke bawah mengindikasikan keadaan ‘hidup’, atau ‘menutup’ atau ‘disambungkan’. Saklar toggle yang diperlihatkan di dalam foto memiliki tuas dengan posisi ke atas. Di belakang tuas terdapat sebuah alur sekrup (dolly) yang dilengkapi dengan sebuah mur besar. Alur dan mur ini digunakan untuk memasangkan saklar disebuah panel. Di bagian belakang saklar terdapat dua buah ta (cantolan) terminal, tempat dimana kawat-kawat listrik disambung dan disolder.

Saklar beban besar (heavy duty), memiliki kemampuan untuk menyambungkan arus hingga sebesar 10 A AC. Saklar-saklar toggle beban-besar seringkali digunakan untuk mensaklarkan pasokan listrik dari sumber PLN ke berbagai peralatan dan perangkat listrik. Akan tetapi, saklar-saklar jenis ini juga dapat digunakan untuk menyambungkan arus listrik yang lebih kecil. Saklar toggle berukuran kecil (miniatur) disebelah ini cocok untuk digunakan pada sebuah panel kontrol.

Saklar-saklar toggle yang lebih besar memiliki dua buah tag terminal, yang mengindikasikan bahwa saklar ini memiliki kontak-kontak jenis single-pole, single-throw (satu- kutub, satu arah-SPST). Simbol untuk saklar-saklar ini memperlihatkan bagaimana cara kerjanya. Saklar hanya menyambungkan sebuah rangkaian listrik tunggal dan berada dalam keadaan menutup atau membuka.

Saklar toggle yang berukuran lebih kecil memiliki kontak-kontak jenis single-pole, double-throw (satu-kutub, dua-arah-SPDT) Tag terminal yang berada di tengah adalah jalur arus bersama dan dapat membentuk sambungan (kontak) dengan salah satu dari kedua tag lainnya. Kontak-kontak semacam ini disebut sebagai kontak-kontak ganti (changeover contacts).

Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya digunakan pada rangkaian elektronika
Share:

Jenis dan Macam macam Saklar

MACAM-MACAM SAKLAR
Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar sangat banyak macam dan jenisnya misalnya: untuk keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya. Sebagai pengetahuan dasar cukup mengenai beberapa macam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari: di rumah, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya.
Saklar ada yang dipasang di luar tembok dan ada pula yang dipasang did alam. Saklar yang dipasang di dalam tembok harganya lebih mahal, tetapi lebih banyak yang menyukai sebab tampak lebih bersih dindingnya karena pipanya tidak tampak, sehingga tidak mengganggu pemandangan.
Jenis-jenis saklar pada dasarnya dibedakan menjadi:

  1. Saklar manual
  2. Saklar magnetik (MC)
  3. Saklar otomatis
Saklar magnetik dan saklar otomatis akan dibahas pada semester berikutnya. Sedangkan saklar manual menurut penggunaannya untuk:
1. Instalasi penerangan.
2. Instalasi tenaga.
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk instalasi penerangan menurut hubungannya antara lain:
  1. Saklar tunggal                     6. Saklar kutub dua
  2. Saklar seri                            7. Saklar kutub tiga
  3. Saklar silang                        8. Saklar tarik
  4. Saklar tukar                         9. Saklar tombol tekan
  5. Saklar kelompok
Bentuk-bentuk pemasangannya saklar adalah:
  1. Saklar ditanam dalam tembok sistem IN-BOUW
  2. Saklar tidak ditanam di dalam tembok sistem OUT-BOUW
Adabeberapa persyaratan dalam pemasangan saklar antara lain:
  1. Harus dapat melayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.
  2. Saklar harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang bergerak (tangkai atau pengumpil) saklar tidak bertegangan pada waktu saklar dalam keadaan terbuka atau tidak terhubung (Puil 1977 Pasal 206 B1).
  3. Dudukan semua saklar di dalam suatu instalasi harus seragam, misalnya: semua saklar dalam keadaan terhubung:
­   Jika tangkai saklar didorong ke atas atau.
­   Jika pengumpil saklar bagian atas ditekan (Puil 1977 Pasal 206.B1)
  1. Pemasangannya harus sedemikian rupa sehingga tidak mungkin akan terhubung sendiri oleh pengaruhgayaberatnya.
  2. Kemampuan saklar sekurang-kurangnya harus mempunyai kemampuan sesuai dengan alat yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh lebih kecil dari 5 A (Puil 1977 Pasal 630 C61).



Setelah kita saksikan bersama tentang pelaksanaan dari bermacam-macam penghubung untuk ini kami berikan sedikit keterangan-keterangan dari rangkaian penghubung tersebut.
  1. Saklar tunggal (lihat gambar 1)
Saklar ini tidak lagi memerlukan penjelasan. Ini suatu cara yang termudah untuk menghubungkan/memutuskan suatu hantaran.
  1. Saklar seri/deret (lihat gambar 2)
Saklar seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua buah kelompok lampu secara bergantian.
Misalnya:
Lampu yang terdapat pada ruangan tamu dan lampu yang terdapat pada taman dapat hidup sendiri-sendiri atau seluruhnya dihidupkan pada waktu bersamaan.
  1. Saklar tukar/hotel (lihat gambar 3)
Saklar tukar/hotel ini digunkaan apabila kita menghendaki melayani satu lampu dari dua tempat atau lampu menyala secara berurutan.
Misalnya:
Pada lorong-lorong dalam kamar yang dua pintu dan tangga pada rumah bertingkat, maka kita pakai dua buah saklar tukar.
  1. Saklar silang (lihat gambar 4)
Saklar silang ini digunakan apabila kita harus dapat melayani satu lampu dan tiga tempat, maka kita pakai saklar silang waktu memasang. Hendaklah diingat, bahwa saklar yang pertama dan penghabisan haruslah dipasang saklar tukar, saklar di antaranya adalah saklar silang.
  1. Saklar kutub dua (lihat gambar 5)
Misalnya:
Kamar mandi, atau penerangan luar sehingga kedua kawat lampu diputuskan hubungannya.
  1. Saklar kutub tiga (lihat gambar 6)
Saklar ini dipakai pada golongan yang terdiri dari sejumlah lampu-lampu besar.
Misalnya:
Untuk penerangan lantai, penerangan bagian atas dan gedung-gedung pertemuan untuk dihubungkan dengan tiga fasa. Hubungan ini disambung dan diputuskan dengan saklar kutub tiga.
  1. Saklar tarik (lihat gambar 7)
Saklar tarik ini digunakan pada kamar tidur, dan kamar mandi yang dapat dihidupkan dan dimatikan dengan menarik saklarnya dengan perantaraan tali sebagai penariknya.
  1. Saklar tombol tekan (lihat gambar 8)
Saklar tombol banyak digunakan untuk mengontrol motor-motor listrik dan juga banyak digunakan untuk melayani bel, dan lain-lain.
Macam-macam jenis bentuk dan sifat saklar sangat beraneka ragam. Keaneka ragaman itu didasarkan atas pertimbangan kepentingan yang bermacam-macam.
Demikian banyak jenis dan coraknya sehingga tidak bisa dibahas semua. Tetapi asas kerjanya sama yaitu untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari sumber tegangan menuju beban.
Share:

Recent Posts

Inverter 48VDC to 230VAC

Inverter Untuk Beban Motorik

Test Beban Output Maximum

Rekening KISPA:
Infaq Peduli Al Aqsha - PALESTINA:
Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang SLIPI
No. Rek. 311.01856.22 an Nurdin QQ. KISPA
http://kispa.org

Total Pageviews

Iklan Sponsor :

Popular Posts

Artikel Terbaru

Banyak Dibaca Minggu Ini

Label